Pleasestop fly too damn high! Jika dia bukan apa-apa kamu dan dia nggak ngaggep kamu lebih dari biasa aja jangan merasa cemburu berlebihan. Dia Nggak Kenal Kamu. Buat yang mengalami hal ini tetep sabar ya guys, pasti bakal tetep bisa bimbingan kok karena dosen pembimbing punya tanggung jawab buat membimbing skripsi-skripsi mahasiswanya Jugahadits Rosul yang menyampaikan bahwa "Jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbuat baiklah pada tetanggamu" Tidak peduli tetangga kita itu beragama hindu, buddha, kristen, apapun juga, wajib kita berbuat baik kepada tetangga kita. "Memuliakan tamu", tidak peduli agama apa saja, suku apa saja, wajiblah kita memuliakan tamu. 29 Katakanlah: “jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”. Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 15. Ayat Dan Hadits Tentang Kejujuran 1. At-Taubah: 119 119. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal ★ SD Kelas 6 / PKn SD Kelas 6Jika tetanggamu mendapat musibah rumahnya terbakar maka sikap yang harus kamu lakukan sebagai tetangga yang baik pasti kamu akan peduli terhadap penderitaan orang lain,sikap ini patut dicontoh karena sesuai dengan nilaiA. PersatuanB. KerjasamaC. ToleransiD. KepedulianPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya PAI Semester 1 Ganjil SMA Kelas 10 › Lihat soalSifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah Swt. SifatNYA menambah makna kesempurnaan pada zat Allah Swt, merupakan makna dari sifat …A. ma’aniB. ma’nawiyahC. salbiyahD. nafsiyahE. wajib PAS Bahasa Indonesia Semester 1 Ganjil SMA Kelas 12 tahun 2020/2021 › Lihat soalBacalah kutipan novel “Koala Kumal” di bawah ini!Jam kerja gue selesai pukul 11 malam. Pada saat itu gue baru bisa ngeliat handphone kembali setelah seharian di-silent. Dan hari itu, gue menemukan 15 missed call dari “Gila, 15 miskol? Ada gempa bumi? Pesawat jatuh? Dorce operasi kelamin lagi?”Trisna “Lo dimana sekarang?”Kutipan novel di atas dibuka dengan …A. Mendeskripsikan suasanaB. Mendeskripsikan orangC. Mendeskripsikan tempatD. Mendeskripsikan waktuE. Mendeskripsikan objek Materi Latihan Soal LainnyaKisah Nabi Yunus - PAI SD Kelas 6Kuis PKn SD Kelas 5TIK SD Kelas 5Modul Sosiologi SMA Kelas 10PAT Geografi SMA Kelas 11Ujian Sekolah PLH SD Kelas 6Gaya & Gerak - IPA SD Kelas 4PTS Seni Budaya SMA Kelas 11Tema 8 Subtema 1 SD Kelas 2Pengayaan Bahasa Inggris SD Kelas 4Cara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia. SEBAB DAN HIKMAH MUSIBAHOleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-AtsariFaktor utama penyebab musibah yang menimpa manusia adalah dosa dan kemaksiatan mereka. Ini merupakan perkara yang pasti dalam syari’at yang suci ini. Di antara dalil-dalil yang menunjukkan hal itu adalah firman Allâh Azza wa Jalla مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَApa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri. [an-Nisâ`/479].Imam Qatâdah rahimahullah mengatakan, “Sebagai hukuman bagimu wahai anak Adam, disebabkan karena dosamu”. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir].Hal ini juga ditegaskan oleh Allâh Azza wa Jalla dalam ayat yang lainوَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍDan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allâh memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu. [asy-Syûra/4230].Imam Ibnu Katsir rahimahullah tentang tafsir ayat ini, beliau mengatakan, “Musibah-musibah apa saja yang menimpa kamu wahai Adam, itu hanyalah karena keburukan-keburukan yang telah kamu lakukan. Dan Allâh memaafkan sebagian besar’, dari kesalahan-kesalahan, sehingga Dia tidak membalas kesalahan-kesalahan kamu, bahkan Dia memaafkannya”.Di tempat lain Allâh Azza wa Jalla berfirman ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِTelah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. [ar-Rûm/3041]Saat menjelaskan ayat, yang artinya,“disebabkan karena perbuatan tangan manusia”, Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa kekurangan pada tanaman dan buah-buahan disebabkan oleh kemaksiatan-kemaksiatan. Abul-Aliyah rahimahullah berkata, “Barangsiapa bermaksiat kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi, maka ia telah berbuat kerusakan di muka bumi. Karena kemakmuran bumi dan langit adalah dengan ketaatan”. [Tafsir Ibnu Katsir, surat ar-Rûm/30 ayat 41].Allâh Azza wa Jalla juga berfirmanوَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَJikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [al-A’râf/796].Dalam ayat ini Allâh memberitakan bahwa penyebab siksa itu adalah perbuatan manusia yang mendustakan MUSIBAH Allâh Azza wa Jalla adalah al-Hakîm, Maha Bijaksana. Segala perbuatan-Nya pasti mengandung hikmah, baik kita ketahui secara jelas maupun samar-samar. Seperti halnya dalam masalah musibah pada manusia, Allâh Azza wa Jalla memberitakan di antara himah-hikmah perbuatan-Nya itu. Inilah di antaranya Pertama Sebagai siksa terhadap sebagian manusia dan keutamaan bagi sebagian yang عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ فَأَخْبَرَنِي أَنَّهُ عَذَابٌ يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَأَنَّ اللَّهَ جَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍDari Aisyah Radhiyallahu anhuma, istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam tentang wabah tha’un suatu jenis penyakit menular yang mematikan. Beliau memberitahukan kepadaku, bahwa itu merupakan siksaan yang Allâh kirimkan kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan Allâh menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidak ada seorangpun yang tertimpa penyakit tha’un, lalu ia tinggal di kotanya dengan sabar, mengharapkan pahala Allâh serta ia mengetahui bahwa ia tidak tertimpa sesuatu kecuali apa yang telah Allâh tulis takdirkan baginya, kecuali orang itu akan mendapatkan semisal pahala syahid”. [HR al-Bukhâri, no. 3474].Kedua Sebagai balasan kesalahan kemaksiatan manusia. Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaاَلْمَصَائِبُ وَالْأَمْرَاضُ وَالْأَحْزَانُ فِي الدُّنْيَا جَزَاءٌMusibah-musibah, penyakit-penyakit, kesusahan-kesusahan di dunia merupakan balasan.[1]Dalam hadits yang lain beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda لاَ يُصِيْبُ رَجُلاً خَدْشُ عُوْدٍ وَلاَ عَثْرَةُ قَدَمٍ وَلاَ اِخْتِلاَجُ عِرْقٍ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَمَا يَعْفُو اللهُ أَكْثَرُTidaklah sepotong kayu melukai seseorang, tergelincirnya telapak kaki, dan terkilirnya urat, kecuali dengan sebab dosa. Dan apa yang Allâh maafkan lebih banyak.[2]Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam juga memperingatkan para sahabatnya dari beberapa kemaksiatan yang menyebabkan bencana. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaيَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمِ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْHai orang-orang Muhajirin, lima perkara jika kamu ditimpa lima perkara ini, aku mohon perlindungan kepada Allâh agar kamu tidak mendapatinya Tidaklah perbuatan keji seperti bakhil, zina, minum khamr, judi, merampok dan lainnya dilakukan pada suatu masyarakat dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar wabah penyakit thâ’un dan penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada orang-orang dahulu yang telah lewat. Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan paceklik, kehidupan susah, dan kezhaliman pemerintah. Tidaklah mereka menahan zakat hartanya, kecuali hujan dari langit juga akan ditahan dari mereka. Seandainya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan. Orang-orang tidak membatalkan perjanjian Allâh dan perjanjian Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh dari selain mereka orang-orang kafir menguasai mereka dan merampas sebagian yang ada di tangan mereka. Dan selama pemimpin-pemimpin negara, masyarakat tidak menghukumi dengan kitab Allah, dan memilih-milih sebagian apa yang Allâh turunkan, kecuali Allah menjadikan permusuhan di antara mereka.[3]Ketiga Sebagai penebus أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُDari Abu Sa’id al-Khudri dan dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa sesuatu seperti kelelahan, penyakit yang tetap, kekhawatiran terhadap sesuatu yang kemungkinan akan menyakitinya, kesedihan, gangguan, dan duka-cita karena suatu kejadian, sampai duri yang menusuknya, kecuali Allâh akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sebab itu”. [HR al-Bukhâri, no. 5642; Muslim, no. 2572].Keempat Agar manusia kembali menuju kebenaran, beribadah kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala .Allâh Azza wa Jalla berfirmanظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ﴿٤١﴾قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَTelah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Katakanlah, “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan Allâh”. [ar-Rûm/3041-42].FAIDAH KEYAKINAN INI Setelah mengetahui bahwa seluruh musibah yang menimpa manusia, penyebabnya adalah perbuatan manusia itu sendiri, maka keyakinan ini akan membuahkan hal-hal yang baik. Yaitu ketika seseorang atau masyarakat tertimpa musibah, maka mereka akan mawas diri dan mengoreksi kesalahan-kesalahannya, lalu kembali kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala , Penguasa mereka. Dengan demikian, keadaan mereka menjadi lebih baik daripada sebelum datangnya musibah. Bukan menyalahkan Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang telah menimpakan adzab kepada contoh, kekalahan kaum Muslimin dalam peperangan Uhud pada zaman Nabi Shallallahu alaihi wa sallam . Penyebabnya adalah kemaksiatan sebagian sahabat terhadap perintah Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam . Setelah itu para shahabat mengambil pelajaran yang sangat berharga dari kejadian tersebut. Lalu mereka berhati-hati, jangan sampai kejadian serupa juga kekalahan kaum Muslimin pada awal peperangan Hunain, adalah karena ujub kebanggaan sebagian umat Islam karena jumlah yang banyak. Namun ternyata jumlah yang banyak semata, tidaklah membawa kemenangan, sampai Allâh memberikan pertolongan-Nya kepada mereka. Al-hamdulillâhi Rabbil-Alamîn.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XVII/1434H/2013M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] HR Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliya`. Dishahîhkan oleh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’ush-Shaghîr, no. 6717 [2] HR Ibnu Jarir. Lihat Shahîh al-Jâmi’ush-Shaghîr, no. 5624, 5639, 5694, 7608, 7609 [3] HR Ibnu Mâjah, no. 4019; al-Bazzar; al-Baihaqi; dari Ibnu Umar. Dishahîhkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahîhah, no. 106; Shahîh at-Targhîb wat-Tarhîb, no. 764, Penerbit Maktabah al-Ma’arif Sumber / 30 October 2018 Lori Official Writer Jatuhnya pesawat Lion Air JT 160 pada Senin, 29 Oktober 2018 pagi di Tanjung Karawang menorehkan duka mendalam bagi seluruh keluarga. Setidaknya terdapat 189 penumpang yang masih belum diketahui keberadaannya sejak pesawat jatuh. Para keluarga korban tentu saja histeris saat mengetahui anggota keluarga mereka berada di dalam pesawat. Isak tangis dan duka terus bercucuran. Semua orang juga turut bersimpati dan mengucapkan belasungkawa. Di tengah kondisi yang sulit inilah, kita berperan untuk mendukung seluruh keluarga korban. Ada 4 cara yang bisa kita lakukan untuk menyampaikan rasa empati kepada seluruh keluarga, diantaranya1. Tidak menyampaikan dukacita di dinding media sosialnyaTeknologi telah mengubah budaya masyarakat, termasuk mengubah cara menyampaikan belasungkawa kepada seseorang yang kehilangan anggota keluarga atau mengalami bencana. Kebanyakan diantaranya akan memilih untuk mengucapkan belasungkawa lewat media sosial. Tapi tahukah kamu bahwa Michelle P Works, direktur klinis Westchester Group Works, pusat terapi kelompok di Harrison, New York berpendapat kalau hal ini justru hanya akan menganggu orang yang berduka. Apalagi kalau kamu menuliskan ucapan dukacita padahal dia sama sekali tidak menyebutkannya di Jangan menyampaikan berita yang belum pasti terkait musibahAkan banyak berita simpang siur yang diberitakan ketika sebuah musibah terjadi. Media-media seperti televisi, media sosial dan media online lainnya akan terus mengulik kejadian itu dalam beragam sudut pandang. Ada saja pastinya orang yang memberitakan berita bohong dengan mengait-ngaitkan soal peristiwa yang terjadi. Nah, kalau kamu adalah orang yang kebetulan dekat dengan keluarga korban musibah, ada baiknya untuk tidak menyampaikan berita apapun yang masih belum pasti kebenarannya. Akan lebih baik kamu mendampingi keluarga dan melakukan apa yang bisa kamu lakukan unuk membuat mereka lebih Tulislah kenangan tentang korban yang tertimpa musibahKamu mungkin kenal dekat dengan korban dan kamu sendiri mengaku shock saat mendengar apa yang dialaminya. Bahkan keluarganya sendiri tak henti-henti menangisi musibah yang menimpa orang yang mereka kasihi. Dalam hal ini, kamu bisa menyampaikan belasungkawa dengan cara yang berbeda. Misalnya, menuliskan tentang kenangan-kenangan manis dan sisi positif dari korban. Tulisan semacam ini bisa jadi penghibur bagi keluarga korban dan membuat mereka merasa bangga dan lebih ikhlas melepas Hindari kata-kata yang membuat keluarga justru marahKata-kata seperti Semua akan baik-baik saja’ atau Aku mengeri perasaanmu karena aku pernah mengalaminya.’ Ini adalah dua kalimat yang kedengarannya bisa menghibur, tapi sebenarnya tidak. Bagi mereka yang sedang dalam masa-masa sulit, kata-kata harapan supaya lebih disabarkan atau lebih ikhlas menerima yang terjadihanya akan terdengar seperti omong kosong. Karena itu akan lebih baik hanya mengucapkan kata belasungkawa saja. Dan tahan dirimu untuk menyampaikan sesuatu yang hanya menimbulkan kejengkelan bagi keluarga korban. Sumber Halaman 1

apa yang kamu lakukan jika tetanggamu mengalami musibah